Jumat, 03 April 2015

my crazy parents....


Banyak orang bilang kalau orang tua ku itu gila. Iya mereka memang gila demi saya. Saya sangat bersyukur mereka bisa gila seperti sekarang ini. Karena kalau tidak begitu mana mungkin mereka mau memberikan waktu untuk membawa saya belajar ke sanggar dengan menempuh perjalanan 2 jam, dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Terima kasih ya.. Papa dan Mama... kalau bukan karena pengorbanan kalian, saya tidak bisa seperti saya yang sekarang ini. Saya yang dulunya tidak bisa apa-apa, sekarang bisa apa-apa. Dan sekarang saya bisa membuat orang yang dulunya memandang saya dengan sebelah mata bisa melihat siapa saya sekarang ini dengan ke dua mata mereka. sekali lagi terima kasih banyak, tanpa kalian saya tidak bisa seperti sekarang ini. Love you so much...

many people say that my parents were crazy. yes they are crazy for my sake. I am very grateful they can be crazy like this. Because if it is not so where possible they will give me time to bring learning into the studio with a 2 hour journey, and the cost is not small. Thanks ya .. Papa and Mama ... if not for the sacrifice you, I can not be like me that today. I who were not able to do anything, it could be anything. And now I can make people who used to look at me with the eyes can see who I am today with their two eyes. Once again thank you very much, without you I can not be what it is today. Love you so much ...

Minggu, 01 Maret 2015

lukisan sampah plastik 2

Devon Leon Naga, atau biasa dipanggil "Devon". Saat ini saya duduk dikelas 5 di SDN 13 Pemecutan, Denpasar Barat, Bali. Seperti yang ditulis oleh artikel sebelumnya, saya ini juga termasuk salah satu anak yang sangat beruntung bisa merasakan kasih karunia-Nya yang sangat besar. Saya sampai saat ini masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk masih bisa merasakan bagai mana rasanya berada di atas panggung untuk menjadi salah satu anak yang menjadi juara. Dan saya masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk bisa menimbah ilmu di Sanggar Jepun Putih, yang dibina oleh Bpk. I Wayan Adyana. Dan saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari 2 proyek yang bertujuan untuk membantu membersihkan lingkungan sekitar kita. 
Proyek pertama yaitu proyek Lukisan Sampah Kertas Daur Ulang.


Proyek kedua yaitu Proyek Lukisan Sampah Plastik.

Walaupun kedua proyek yang saya buat ini cuma berdampak kecil atau bahkan tidak ada dampaknya sama sekali, tetapi seperti kata orang tua saya berkata tidak apa-apa walau sedikit, tetapi lama kelamaan ditumpuk akan menjadi bukit. Oleh karena itu saya ingin mengajak para teman-teman dan para blogger yang membaca blog saya ini untuk bisa sedikit saja peduli dengan alam sekitar kita. Dan saya juga berharap bisa menjual hasil karya saya tersebut untuk membantu pengembangan sanggar dimana saya belajar menimbah ilmu mewarna dan menggambar sebesar 30% dari hasil penjualan lukisan saya tersebut serta sisanya akan saya pergunakan untuk membantu orang tua saya dalam membiayai pendidikan saya nantinya. apabila ada yanb berminat, bisa memberi komentar. Terima kasih banyak.

Minggu, 22 Februari 2015

lukisan sampah plastik

Blog ini dibuat untuk mempublikasikan karya seni (Lukisan) dari anak-anak yang luar biasa, khususnya karya seorang anak cewek berumur 6th dari kabupaten Karangasem, Bali. Anak ini anak yang biasa tetapi diberi kesempatan yang amat sangat luar biasa oleh Tuhan YME untuk bisa merasakan dan menikmati rasanya menjadi seorang juara. Dan pada bulan Agustus 2014, dia diberi kesempatan oleh pembinanya Bpk. I Wayan Adyana di Sanggar Jepun Putih, untuk membuat sebuah lukisan untuk dipamerkan pada bulan Februari 2015. Lukisan ini bukan lukisan biasa, tetapi membuat sebuah lukisan dari bahan sampah plastik.
kenapa sampah plastik? Karena beberapa bulan bahkan mungkin beberapa tahun belakangan ini, sampah plastik menjadi salah satu masalah yang sangat menyulitkan. Karena sampah plastik dikubur dan bahkan dibakar pun tidak bisa hancur. Oleh karena itu banyak orang berusaha mencari cara untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi sesuatu yang bisa dipakai kembali serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Sanggar Jepun Putih, yang dibina oleh Bpk. I Wayan Adyana. Di sanggar tersebut, mereka mengolah sampah plastik dari bungkus snack, botol plastik dan gelas plastik menjadi sebuah karya seni yang sangat amat indah, bukan hanya itu saja bahkan bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 
Berikut ini merupakan foto dari lukisan hasil karya Sabrina.

Karya seni tersebut oleh sabrina ingin dijual, untuk membantu membiayai pendidikannya serta untuk membantu pengembangan Sanggar Jepun Putih. Bagi siapa saja yang berminat bisa menulis merespon blog ini. Terima kasih.